Food Combining Itu Mahal?

Itu komentar beberapa teman ketika saya ceritakan tentang pola makan food combining. banyak memang yang mengira pola makan food combining akan melonjakkan biaya belanja bulanan. Benarkah demikian? Kalau menurut saya sih, bisa iya bisa juga tidak.

Coba kita lihat dulu, bagaimana pola konsumsi seorang food combiner. Bangun pagi, ritual pagi dimulai dengan segelas Jeruk nipis peras atau bisa juga jeruk lemon peras. Lalu dilanjutkan dengan sarapan buah.

Maksi dan makmal, biasa saja sih, hanya sayurnya mungkin banyakan, trus ada jatah cukup rawfood juga, dan mungkin pengurangan protein hewani. Berapa sih budget yang harus dikeluarkan? Benar akan membengkak atau justru makin hemat?

Yuk Kita Hitung!

Mengutamakan buah lokal, sehat-hemat-minim residu pestisida

Mengutamakan buah lokal, sehat-hemat-minim residu pestisida

Nah, ini hitung-hitungan biaya per-minggu berdasarkan pengalaman saya. Jangan kaget kalau harganya murah, karena saya tinggal di kota kecil, yang apa apa masih murah harganya.
1. Jeruk Nipis, ½ kilogram, Rp. 5.000,-
2. Pisang, belinya agak banyak karena krucils suka dan murah pula, 4 sisir @Rp. 7.500,- jadi Rp. 30.000/minggu
3. Jeruk manis lokal @Rp.10.000 beli 2 kilogram, jadi Rp. 20.000,-
4. Salak pondoh, 8.000/kg beli 2 kilogram jadi Rp.15.000,- (ditawar ya… :D)
5. Pepaya 2 buah @ Rp.5.000, jadi Rp.10.000
6. Buah lain, kondisional Rp.20.000

Jadi totalnya, buat seminggu hanya habis Rp. 100.000,-. Tidak mahal, kan? Toh sebelum FC pun beli buah meski tak sebanyak setelah ber-FC.

Baca juga:

Memilih Blender Yang Tepat Untuk Dapur Sehat

Penghematan Di Sana-Sini
Lalu budget untuk menu utamanya? Justru makin hemat, karena setelah FC sangat jarang konsumsi protein hewani. Paling banter telur untuk campuran perkedel. Kebutuhan sayur memang meningkat, namun di sisi lain kebutuhan beras sekeluarga jadi makin sedikit, karena piring makan kami didominasi sayuran.

Berdasarkan pengalaman saya, ada beberapa pos yang justru bisa dihemat saat kami sekeluarga berusaha ber-FC (anak-anak sih, masih latihan). Misalnya dana untuk membeli segala macam vitamin, tablet penambah darah, obat maag, obat pusing, minyak angin dan semacamnya, alhamdulillah semenjak ber-FC dapat kami minimalisir, lho… Begitu pula dengan budget ke dokter atau tukang pijat langganan, alhamdulillah berkurang.

Oh, ya. FC yang ideal kan juga berarti memasukkan menu raw food ke dalam menu harian kita, meski tak harus seratus persen. Nah, ini saya rasakan cukup membantu menghemat pengeluaran untuk gas, lo.

Tips Hemat
Ini nih, saya bocorin ya tips hemat saya buat FC-ers atau teman-teman yang tertarik FC namun masih maju-mundur karena khawatir membengkaknya anggaran belanja. Ini tips hemat ala saya:
• Belanja di pasar tradisional
Harga barang-barang di pasar tradisional biasanya lebih murah daripada di supermarket. Namun jangan lupa ya, milikilah kemampuan menawar. Karena jika tidak,alih-alih hemat, Anda dipermainkan para pedagang.

• Beli buah dan sayur lokal
Buah dan sayur lokal, selain lebih murah juga lebih sehat. Mengapa? Dengan asumsi jarak tempuh yang pendek, buah lokal tak harus dilindungi dengan banyak bahan kimia yang membuatnya bisa tetap segar selama berminggu-minggu, seperti halnya buah impor.
Jarak tempuh pendek juga berarti waktu tempuh yang lebih cepat. Ini artinya, buah dan sayur lebih sedikit kemungkinan mengalami kerusakan.

• Pilih buah dan sayur yang sedang musim
Biasanya buah atau sayur tertentu yang sedang musim, harganya jauh lebih murah. Rambutan misalnya, saat musim rambutan harganya hanya Rp.4000,- per kilogramnya.

• Optimalkan rawfood
He..he… ini taktik emak-emak irit. Selain sehat, makan lebih banyak rawfood juga membuat kompor kita jarang menyala bukan. Artinya? Ya hemat gas, lah …

Nah, kembali pada pertanyaan di atas, bisa makin hemat enggak belanjanya gegara-FC? Ataukah justru melonjak? Kalau pengalaman saya sih, unda-undi kata orang Jawa. Kadang hemat dikit, kadang boros dikit.

Lonjakan anggaran yang signifikan sih, enggak ada. Apalagi kan, dibarengi juga berbagai penghematan di atas. Lah, kalau belum yakin? Coba saja! Hitung, lalu beri tahu saya ya 🙂

Catatan ringan :

Di buku saya yang terbit Januari 2015 dengan berjudul ” Food Combining Pola Makan Sehat, Enak dan Mudah ” Penerbit Kawan Pustaka, tebal 180 halaman, harga 75 ribu, kita akan mendapatkan informasi lengkap mengenai Food Combining dan beberapa resep praktis yang mudah dilakukan.

Jual buku Food Combining

31 respons untuk ‘Food Combining Itu Mahal?

  1. momtraveler berkata:

    Pengen banget nyobain ini mak..pada dasarnya aku big fan of sayur n buah.. thanks lho infonya ^^
    Oya kl untuk anak2 gmn tu caranya mbak?secara mereka msh butuh byk protein utk pertumbuhannya?

    Disukai oleh 1 orang

  2. wyuliandari berkata:

    Mak Muna yang cuantikk 🙂

    Untuk anak-anak, aku nyantai Mak. Mereka kan masih banyak maunya, khawatir kalau streng ntar malah ada sesi drama.. ha..

    Yang aku tekankan sama mereka hanya, makan buah lebih banyak dan dalam kondisi perut kosong, terutama buat sarapan. Trus anak-anakku juga udah lama stop susu. Mereka minum susu cuma rekreasional aja. Roti, cake dan biskuit juga pelan-pelan aku kuranngi, ganti sama pisang rebus,kacang rebus dan yg lebih natural lainnya.

    Kalau untuk protein mereka memang lebih banyak daripada kami. Tetapi tetap selang seling antara protein nabati dan hewani 🙂

    Suka

  3. wyuliandari berkata:

    Mas Adi, buatnya kan gampil. Bikin ndiri juga pasti bisa kok:) Misuaku aja sering bikin ndiri. he..he

    Suka

  4. Arinta Adiningtyas berkata:

    Mak… saya kalau beli pisang susu sesisir cuma cukup buat pagi-siang aja..hehe.. semua suka buah, dijadikan cemilan, bukan sarapan. aduuuh, mindsetnya masih kalau belum makan nasi berarti belum makan, gtu Mak..

    Disukai oleh 1 orang

  5. wyuliandari berkata:

    Berarti harus cek cara kunyahnya Mak. kalau makanan kita kunyah 30-70 kali, insyaa Allah kita cukup kenyang dengan jumlah yg secukupnya. Etapi kalau buah emang cpt lapar mak, jadi harus berulang makannya:)

    Suka

  6. liannyhendrawati berkata:

    Belanja klo mau murah memang di pasar tradisional ya. Aku biasanya belanja di pedagang sayur keliling langgananku tiap pagi, memang lebih mahal sih dan macamnya juga nggak terlalu banyak. Nasib emak2 nggak bisa nyetir kendaraan, klo naik becak ke pasar tanjung pp bisa 30 rb sendiri 🙂
    Kapan2 nyobain ah food combining, klo buah anakku suka, tapi susah sekali klo makan sayur.

    Disukai oleh 1 orang

  7. wyuliandari berkata:

    Memang susah anak-anak makan sayur Mak. Anakku doyannya paling sayur bayem ama asem. Kalau mentahannya paling doyannya ketimun. Yg penting terus kasih contoh, pasti suatu saat akan mau juga 🙂

    Suka

  8. Arifah Abdul Majid (@arifah_feibiii) berkata:

    Waaah kalau saya FC dan harus banyak makan buah, dompet saya gak kuaaat :p soalnya buah di pasar gak semua kualitasnya bagus, makanya saya lebih milih buah di supermarket tapi hargane iku lho muahal tenan.. sekali beli buah bisa habis puluhan ribu padahal porsinya dikit. Saya beli salak hampir 15 rb / kg mak. Jeruk rata-rata sekitar 30 rb / kg. Paling sering ya beli pisang aja 🙂 sekilonya masih 6 rb (beli di penjual keliling). Di tempat mak terbilang murah bgt ya, pisang sesisir 7500, saya beli sesisir ya lebih dari 10 rb

    Disukai oleh 1 orang

  9. wyuliandari berkata:

    Mak Arifah, iya alhamdulillah saya tinggal di desa,apa-apa masih murah. Namun sebenarnya begini Mak. FC itu luwes kok mak.kalau memang tak bisa full sarapan buah, bisa dilanjut dg sayuran Mak. menurutku sayur relatif lebih murah ya. Yang penting kuasai prinsip-prinsip pentingnya dulu,lalu disesuaikan dengan kondisi masing-masing 🙂

    Suka

  10. sofia zhanzabila berkata:

    Buah n sayur? Itu favorit saya Mak. Tapi kalau harus mengurangi sumber protein hewani, saya belum siap Mak…. 😥

    Suka

  11. wyuliandari berkata:

    Mak Sofia, FC nggak melarang daging dan protein hewani kok. Hanya sarannya, secukupnya saja. Dan prinsip pentingnya, kalau makan protein hewani tidak dicampur dengan karbo. jadi, protein hewani ya disandingkan dg sayur-sayuran, terutama sayuran mentah 🙂

    Suka

  12. puz berkata:

    mbak2 ini di jember mananya? kok jurah salak 8000 aja? oya, mbak Liani di mana, kok pp ke psr tanjung sampe 30 ribu?hihi aku mantan org jember.

    Suka

  13. Pendar Bintang berkata:

    Saya baru ngeh ternyata secara gak sadar saya menganut FC padahal awalnya karena saya sering sembelit saja, akan tetapi saya memang lebih banyak konsumsi sayur dan buah. Sayangnya sulit diterapkan kesuami karena suami kalau kena nasi dikit pasti merajuk terus minta nyemil ini n itu. he he he

    Suka

  14. wyuliandari berkata:

    Iya Bunda Tira, kita belajar mensyukuri apa yg diberi Tuhan dengan menkonsumsi yg baik-baik:) Terimakasih Bunda sudah berkunjung:)

    Suka

  15. wyuliandari berkata:

    @PendarBintang. Memang untuk mengajak orang lain ber FC tak mudah. Suami saya juga belum full FC. Hanya, kalau sarapan buah, dia sudah oke 🙂 Terimakasih sudah berkunjung

    Suka

  16. wyuliandari berkata:

    Mbak Ofi, ternyata bener dugaanku. Masuk spam Mbak. Udah aku tandai bukan spam ya. Moga2 gak kejadian lagi. he…he…apa perlu bantuan jewer 😀

    Terimakasih banyak ya Mbak informasinya 🙂

    Disukai oleh 1 orang

  17. Pendar Bintang berkata:

    Suami meski udah makan buah pasti minta nasi cuma dia gak biasa sarapan, tapi badannya gembul….dulu saya konsumsi makanan herbal yg ada shake2nya…tp belakangan dia gak mau juga, repot….

    Suka

  18. wyuliandari berkata:

    Mungkin untuk awal bisa perlahan2 dulu. Makan buah, jeda sejam, baru makan nasi. Pas awal FC saya pakai strategi begitu:)

    Suka

  19. Addini berkata:

    wow, harganya murah yah. kalo di jkt mah bisa 2x lipatnya tuh. apalagi sekalian bbm naek, semua harga jadi mehong mak. hehe btw, kalau lagi hamil, menu FC nya ada yang ditambah/kurangi atau sama aja ya?

    Suka

  20. serly berkata:

    Mba kalo jeruk nipis angetnya di minum nga cuman pagi, misalnya siang abis makan gitu boleh nga y, trus makan malem nga ada aturan paling malem makan jam berapa
    Trus buah apa aja yg kadar gula nya sedikit

    Disukai oleh 1 orang

  21. wyuliandari berkata:

    Boleh-boleh aja sih jenipernya, cuma fungsinya udah beda sama yg pagi. buahnya sebenernya semua aman kecuali durian, nangka, cempedak. kalau malam sebaiknya maksimal jam 8.

    Suka

Tinggalkan komentar