Pola Hidup Sehat, Cegah Penyakit Jantung Sejak Dini

Beberapa hari lalu, kita dikagetkan dengan berpulangnya Yanni Libels yang menurut beberapa sumber berita terpercaya akibat masalah pada jantung. Beberapa tahun lalu, Adjie Massaid juga berpulang dalam usia relatif muda akibat masalah yang (kurang-lebih) sama.

Dulu, duluuu sekali, persepsi tentang beberapa penyakit degeneratif adalah = penyakit orang tua. Maka diri ini serasa protes ketika Bapak kami tercinta didiagnosa menderita penyakit jantung dan lalu berpulang begitu cepatnya di usia yang bahkan belum genap 50 tahun. Ikhlas memang iya. Harus! Tetapi tak dapat dimungkiri hati bertanyat-tanya, apa yang menyebabkan penyakit jantung begitu kuatnya menggerogoti kesehatan Bapak, pada usia semuda itu.

Belasan tahun kemudian, di awal menjalani profesi yang membuat saya sering berkontak dengan orang-orang yang sedang menderita penyakit, saya juga masih sering terheran-heran, kenapa di usia muda sekali kastemer saya sudah menderita penyakit jantung, diabetes dan keluhan lainnya?

Baca juga:

Sakit, Pola Makan Dan Mental

Menghadapi Breast Cancer Ala Arie Primadewi Soekamto

Keheranan tersebut baru terjawab beberapa bulan kemudian, seiring waktu saya menjalani profesi tersebut dan berkontak dengan makin banyak lagi kastemer usia muda yang sedang menderita penyakit degeneratif. Itu karena biasanya saya menanyakan bagaimana pola hidup (terutama pola makan) kastemer. Mulai dari apa makanan kesukaan atau makanan yang sering mereka konsumsi, bagaimana mereka makan (frekuensi, waktu dan keteraturan) dan saya biasa bertanya jam berapa biasa mereka tidur malam, bagaimana ritme kerja dsb. Haa..ha…hitung-hitung ini riset gampang-gampangan.

Dari situ saya simpulkan. Penyakit yang menghinggapi tubuh-tubuh belia itu seringkali berhubungan dengan:

  • Pola makan minim sayur dan buah
  • Pola makan sarat karbo dan lemak
  • Kebiasaan ngopi-teh dan nenggak softdrink minim air putih
  • Kebiasaan merokok
  • Beban kerja tinggi
  • Sering tidur larut, bahkan dini hari

Nah, kembali ke cerita almarhum bapak. Beliau adalah orang yang sangat disiplin dengan pengobatannya, selalu teratur kontrol dan minum obat, mematuhi pola makan yang dianjurkan, begitu juga saran dokter lainnya, semua dilakukan. Hanya satu yang tak dilakukan karena ketiadaan biaya waktu itu, operasi jantung! Kesimpulan saya sederhana, jauh lebih baik mencegah dari pada mengobati. Mengobati jauh lebih rumit, sakit, dan … mahal. Memang, bukan tak mungkin yang terlanjur sakit itu diobati, tapi bukankan lebih enak mencegah? Lalu bagaimana cara mencegahnya? Ini beberapa hal yang saya kumpulkan dari berbagai sumber:

Pola Makan-saya sempat berbincang dengan seorang dokter senior kebetulan beliau ayah kawan saya. Beliau mengatakan, kebanyakan orang tidak tahu makanan bagaimana yang bisa menyehatannya dan sebaliknya yg membuat sakit. Akhirnya, karena indikator dalam memilih makanan adalah soal rasa, sering kali yang dipilih adalah makanan enak namun tidak sehat.

Ah, saya mau tak mau membenarkan perkataan sang dokter.teringat saya pada pengakuan salah satu kastemer yang baru saja pulih dari serangan jantung ketika saya tanya perihal makanan favorit. ”Wah,saya suka banget sate kambing Bu, kalau udah ada sate ya enggak usah lauk lain, sama nasi aja udah enak”. Wowwww… saya melongo waktu itu. “Mie aceh saya juga suka, kalau sedang begadang, enak banget makan mie aceh”, dienkkkkk…. Saya tepok jidat mendengar pengakuan polosnya. Tak heran di usia 40an dia sudah mengalami serangan jantung dan bahkan berhari-hari koma.

Istirahat – Tubuh kita butuh istirahat. Saah satu alasannya kalau menurut Hromy Shinya yang beken dengan teory enzimnya adalah: pada saat tidur kita bisa menghemat penggunaan enzim, dan saat itu pula dibentuk enzim-enzim baru. Jadi ketika kurang tidur, tubuh akan tekor enzim, lalu sakitlah kita.

Kastemer yang saya ceritakan di atas, mengaku bahwa dia jatuh koma tepat setelah begadang habis-habisan 3 hari berturut-turut.

Olahraga – Olahraga juga berperan penting bagi jantung yang sehat. Tak harus olaraga mahal. Tak harus juga di gym berbayar lumayan. Jogging saja sudah bisa menjadi pelengkap upaya bagi jantung sehat.

Jauhi rokok – Bukan hanya perokok aktif, perokok pasifpun berisiko. Contohnya adalah bapak saya. Perkiraan dokter, bapak yang gaya hidupnya relatif sehat, mendapatkan penyakit jantung akibat sehari-hari berkumpul dengan perokok.

Terapi Pelengkap – Banyak sekali terapi ditawarkan untuk menjaga kesehatan dan membantu tubuh tetap sehat, khususnya jantung. Salah satu info menarik yang saya dapat dari internet adalah terapi ozon. Sebenarnya apa sih terapi ozon ini? Ah saya kok jadi ingat lapisan ozon. He..he…

Terapi ozon, menurut berbagai sumber adalah suatu metode terapi yang dilakukan dengan cara memasukkan gas ozon ke dalam tubuh. Tentunya dengan cara-cara tertentu, ya.Nah, terapi jantung dengan cara memasukkan ozon ke dalam tubuh ini bahkan disebut sebut oleh Louise McClean (seorang homeopatist yg bermukim di london) sebagai salah satu terapi yang mungkin paling ajaib yang saat ini tersedia..

Nah, kembali ke soal pencegahan penyakit jantung. Kalau menurut saya sih, sebaiknya bisa mengoptimalkan beberapa cara yang sudah tersebut di atas. Misalnya hanya sekadar menjaga pola makan tetapi tetap merokok, saya rasa hasilnya akan kurang optimal juga. Kalau saya saat ini ikhtiarnya dengan memperbaiki pola makan, olahraga juga, sedapatnya mengusahakan cukup istrahat dan menjauhi orang yang merokok. Nah, Anda bagaimana?

Baca juga:

Menu Food Combining

Sehat Dan Langsing Dengan Food Combining

Enema Kopi 

5 respons untuk ‘Pola Hidup Sehat, Cegah Penyakit Jantung Sejak Dini

  1. Rinrin Irma berkata:

    kalau dengar orang meninggal karena sakit jantung atau stroke itu suka sedih mak… saya ngalamin sendiri bagaimana rasanya melihat Abah saya terserang jantung… meski tidak sampai merenggut nyawa Abah, jujur saya masih trauma dengan kejadian itu… semoga kita semua selalu sehat yaaa…

    Suka

  2. istiadzah berkata:

    ah, iya. pola makan ya. sekarang FC-ku udahan. ga tau in kapan bisa mulai lagi. tambah suami yg ga suka ber-FC karena sarapan ga bakal kenyang klo buah doang. dan cuma mau makan enak aja. 😦 mudah2an aku bia FC lagi secepatnya. 🙂

    Suka

  3. kholifah berkata:

    penjelasan pakar memang selalu memuaskan!
    dekat2 puasa ntar, posting tulisan ttg pola makan tepat saat puasa ya Wid, aku tunggu…
    sukses buat GA-nya ya…

    Suka

Tinggalkan komentar