Tips Menabung, Bukan Sekadar Soal Materi

Sejak kecil, saya tak pernah mendapatkan sesuatu dengan mudah. Hanya ada satu hal yang biasa diberikan orangtua saya dengan mudah, yaitu buku, selain kebutuhan pokok tentu. Lainnya, saya harus menabung untuk mendapatkannya. Semua karena keadaan yang memaksa.

Masa sudah berubah, kini anak-anak saya bisa memperoleh segala sesuatu dengan mudah, jika saya mau. Namun saya memilih untuk meneladani kedua orantua saya. Anak-anak saya dorong untuk memiliki tabungan untuk membiayai kebutuhan atau keinginan mereka. Selain kebutuhan pokok yang bisa mereka dapat tanpa diminta tentu, buku adalah benda yang bisa mereka minta kapanpun. Asal masih ada uang aja, pasti kami belikan. Namun lebih dari sekadar motif finansial, kami ingin anak-anak dapat pula memahami sisi sosial atau spiritual dari aktifitas menabung mereka. Berikut ini cerita menabung ala kami.

Berbagai Motif Menabung

Bagi saya, menabung bukan sekadar bermotif finansial. Tabungan bisa juga memiliki sisi sosial dan bahkan spiritual. Lebih-lebih untuk anak-anak, ini ingin kami kenalkan. Kami ingin anak-anak tak hanya berkesadaran finansial, tetapi mereka nantinya kami harapkan memiliki kesadaran bahwa ada sisi sosial dan spiritual dari aktifitas menabung mereka.

Riang Gembira Menuntun Si Embek Hasil Menabung

Riang Gembira Menuntun Si Embek Hasil Menabung

Contoh kecil, celengan kaleng mereka sebagian dialokasikan membeli hewan qurban. Si Kakak juga punya cita-cita pergi umroh dengan hasil tabungannya, kelak. Aminkan ya teman-teman. saya tidak pernah memandang impian tersebut sebagai hal mustahil, meski rupiah yang dikumpulkan hanya seribu sampai sepuluh ribu, anak-anak harus punya impian tinggi dan luhur dengan tabungan mereka. Tugas kita memberitahukan strateginya.

Simpan Dalam Banyak Keranjang

Saya menggunakan berbagai sarana untuk menabung. Idenya sih, mencontek ungkapan: Jangan simpan telur dalam satu keranjang. Nah, buat saya beda bentuk, beda cara menabung, beda tujuan dan targetnya juga. Semua disesuaikan dengan maksud serta tujuannya.

Celengan Kaleng Anak-anak – Celengan kaleng adalah bentuk tabungan yang pertamakali kami kenalkan pada anak-anak, sejak mereka masih balita. Pertimbangannya, ya karena bentuk tersebut yang nyata dan dapat dipahami mereka dan bisa mereka lakukan sesuai usianya.

Simpan Pinjam Emak PKK – Nah, kalau tabungan satu ini awalnya sekadar mensupport kegiatan ibu-ibu PKK di RT saya, karena kebetulan saya pengurus PKK. Masa sih, pengurus gak support kegiatan organisasinya. Jadi niatnya hanya itu awalnya. Namun perlahan-lahan, kegiatan ini berkembang menjadi besar, dengan nilai uang yang berputar hingga 80 jutaan dalam satu putarannya. Akhirnya, tabungan ini menjadi andalan untuk menyiapkan dana buat lebaran, karena memang tabungan ini dimulai setelah lebaran dan dibagikan setiap Ramadhan.

Tabungan Kantor – Mulai tahun ini di kantorpun ada tabungan hari raya. Dikelola seorang kawan yang bisa dipercaya. Iseng-iseng saya ikuti juga. Nabung di sini enggak ada bunganya memang, namun di sinilah contoh sisi sosial dari tabungan. Tabungan ini diputar untuk teman-teman yang memang sedang membutuhkan, tanpa bunga! Jadi menurut saya tak ada ruginya juga, toh uang aman, bisa membantu teman yang membutuhkan dan jangka waktunya tak sampai setahun juga.

Tabungan Di Bank – Di bank banyak sekali produk tabungan yang ditawarkan. Saya menggunakan beberapa bank, alasannya sih, selain untuk keamanan juga untuk mempermudah konsumen bisnis online saya. Sehingga mereka bisa bertransaksi sesuai Bank yang mereka inginkan.

Senangnya sekarang ada cermati.com ya. Di sana tersedia berbagai informasi produk berbagai bank, mulai dari informasi kartu kredit, pinjaman, hingga tabungan. Ya, pilih-pilih produk tabungan memang kudu cermat. Semua mengklaim produk mereka yang terbaik. Sebenarnya tinggal kita saja memilih dan menyesuaikan dengan kondisi serta tujuan-tujuan menabung kita. Untuk anak-anak saya juga mengusulkan agar nantinya sebagian uang dari celengan dipindah ke bank saja. sayapun menjelaskan pada mereka keuntungan ditabung di bank.

Jangan Dipakai Habis, Sisihkan!

Meski beberapa tabungan memang disiapkan untuk keperluan tertentu seperti hari raya, saya selalu mengupayakan tetap tidak dipakai habis. Jadi, penggunaannya tetap cermat dan kalau bisa masih ada sisa untuk ditabung lagi untuk keperluan selanjutnya. Nah, ini kadang tidak mudah. Secara duit sudah ditangan, tapi kenapa tidak boleh dihabiskan? Perlu strategi juga sih. Kalau saya biasa membuat daftar kebutuhan dan keinginan. Tentu yang kebutuhan dahulu yang dipenuhi,lalu yang masuk katagori keinginan, akan ditimbang-timbang dahulu pemenuhannya.

Contohnya untuk tabungan lebaran, biasanya saya sisihkan untuk persiapan hari raya Qurban. Jadi saat hari raya qurban tiba, biasanya kami hanya tinggal menambahkan sebagian saja terutama untuk keperluan pembelian hewan qurban. Oya, untuk hari raya qurban ini anak-anak biasanya juga turut berkontribusi dengan pecah celengan. Jadi dana anak-anak yang tak seberapa kami tambah dengan sisa tabungan lebaran plus ditambah lagi sedikit, sudah bereslah urusan beli hewan qurban. Memang jumlah uang dari celengan anakanak tak seberapa, tapi di sini kami ingin menanamkan pada anak-anak, bahwa tabungan tak sekadar mengandung aspek finansial atau materi. Ada motif-motif spiritual dan sosial dalam setiap upaya menabung kita. agar nantinya merekalah yang mengendalikan harta, bukan harta yang mengendalikan mereka.

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Share Tips Menabungmu bersama Blog Emak Gaoel dan Cermati”

banner lomba

4 respons untuk ‘Tips Menabung, Bukan Sekadar Soal Materi

Tinggalkan komentar