Interview With Bunda Yati

Interview

Dari sekian nama teman blogger  di kelompok 6, Bunda Yati adalah satu di antara beberapa saja yang kebetulan saya kenal sebelumnya. Kenal Bunda pertamakali adalah di sebuah komunitas blogger bergender perempuan yang pertamakali saya ikuti. Mungkin sekitar tahun 2013 akhir. Pada saat itu, kalau tidak salah, Bunda dinobatkan sebagai: “Srikandi Lifetime Achievement 2013”. Keren ya Bunda!

Lalu tahu tentang profil Bunda Yati lebih dalam lagi, adalah ketika beliau menjadi salah satu featured blogger di Blogger Perempuan. Kebetulan, sayapun mendapat kehormatan menjadi featured blogger di web tersebut. Yeayyy… senang dong! Oya, featured blogger nya Blogger Perempuan, seingat saya adalah media pertama yang menyebut saya sebagai Health Blog.

Nah, mumpung Bunda Yati menjadi salah satu teman dalam satu kelompok saya, maka saya akan gunakan kesempatan untuk ngobrol langsung dengan Bunda. Karena ada beberapa hal yang tentu ingin saya ketahui dari beliau. Pengen dong, ngeblog sampai tua sama kaya Bunda. Ha..ha.. siapa tahu bisa bikin makin awet muda dan mencegah kepikunan. Bukan begitu, teman-teman? Nah yuk ikuti obrolan saya dengan Bunda Yati ya… Monggo…

Tanya:

Bunda, to the point ya. Pertanyaan yang mendasar yang ingin banget saya tahu jawabannya dari Bunda. Kenapa sih blogging? Apa alasan paling mendasar Bunda hingga saat ini masih konsisten blogging?

Jawab:

Hehe…cuma satu jawabannya yaitu bunda memerintahkan otak bunda untuk aktif agar bunda tidak cepat terserang penyakit pikun. Kemudian setelah itu jadi addicted ngeblog karena adanya kesempatan melalui pelatihan untuk mempertajam kemampuan menulis. Dan yang paling menarik (mungkin bagi semua blogger yaitu kesempatan untuk memonetized blog.)

Tanya:

Saya melihat, isi blog Bunda relatif cukup bervariasi temanya. Nah, bagaimana sih Bunda mendapatkan ide menulis?

Jawab:

Hehe..memang pada awalnya bunda sebagai pendatang baru di dunia blogging tahun 2009, gak tau tuh harus memberi nama apa untuk blog bunda, jadilah namanya MISCELLANEOUS a.k.a. blog gado-gado.

Ide menulis itu datangnya bisa dari pengalaman bunda menghadapi berbagai irama dalam kehidupan, kemudian satu per satu bunda masukkan ke dalam postingan. Bisa juga dari teman yang curhat. Selain itu kalo tentang kuliner memang bunda suka juga sebetulnya masak-memasak. Bunda bahkan malu dan bingung lho, kalau ada yang bilang blogger itu harus bisa menentukan niche untuk blognya. Trus gimana donk, hehe…

Tanya:

Selama perjalanan Bunda blogging, kendala apa yang bagi Bunda dirasa paling dominan dan bagaimana Bunda mencari solusinya?

Jawab:

Pada awal blogging memang ada kendala yang dominan banget bunda belum punya laptop or computer, jadi setiap saat mau buat postingan, harus ke Warnet, dan itu solusinya. Tapi seiring berjalannya waktu, support dari anak-anak bunda dapatkan, maka untuk blogging sama sekali tidak ada kendala yang berarti. Yang penting bunda harus bisa mengukur sampai di mana bunda kuat duduk di depan computer atau berapa lama bunda sanggup memangku laptop. Kalau badan sudah memberi kode yang positip buat kesehatan bunda, maka bunda akan berhenti dan beristirahat dengan sebaik-baiknya.

Tanya:

Bunda, kalau mengamati dunia blogging saat ini, juga social media, tampaknya cukup ingar bingar juga. Nah, saya ingin tahu, bagaimana seorang Bunda Yati memandang kondisi ini?

Jawab:

Bunda hanya memantau saja dan terkadang penuh keprihatinan kenapa harus ada ingar bingar ini, seolah setiap individu ingin show off tentang kebolehannya, baik tentang kepiawaian dalam ilmu blogging atau dalam mengorganize acara. Kenapa sih ya gak bisa berprinsip bahwa kita adalah satu adanya – blogger, lepas dari yang junior or senior bahkan yang sudah pakar sekali pun, kita semua satu. Alangkah indahnya dunia blogger kalau ini bisa diciptakan. Iya, kan?

Tanya:

Sepanjang perjalanan Bunda blogging, pernahkah ada rasa bosan, jenuh, atau bahkan mungkin pernah terpikir hiatus blogging?

Jawab:

Alhamdulillah, tidak pernah dan tidak akan pernah selama jemari ini masih mampu menari di atas toets keypad laptop bunda.

Tanya:

Bunda, nampaknya kalau diamati, akhir-akhir ini dan ke depan, peluang yang dapat di create dari sebuah blog akan masih banyak terbuka. Blogger mulai makin disukai untuk melakukan campaign produk maupun jasa. Bahkan program-program pemerintah juga sering mengikutsertakan blogger. Nah, bagi Bunda sendiri bagaimana menyikapi peluang ini

Jawab:

Itulah! Karena itu bunda sampai sekarang masih terus harus belajar mempercantik tampilan blog bunda agar mampu menggaet para pengguna jasa. Walau pun demikian, dalam keadaan tampilan sekarang pun, berkat bunda bergabung dengan SosMed, bunda sudah menikmati peluang yang lumayan besarnya. Kalau untuk Job Review yang diminta tentu bunda masih mampu melakukannya, tapi kalau untuk ke lapangan, bukan bunda tidak bisa, tapi bunda harus mengukur kemampuan fisik bunda tentunya. Tidak bisa dipaksanakan. I know my limit, itu prinsip bunda.

Peluang-peluang yang diberikan pemerintah menandakan bahwa kemampuan dan keberadaan blogger sudah diperhitungkan disamping para Journalists tentunya. Selama masih bisa dijajagi keikutsertaan bunda untuk acara-acara blogger masih mampu bunda lakukan, ada peluang itu tidak akan bunda sia-siiakan, sejauh bukan yang sampai harus ke luar kota dan semacamnya.

Tanya:

Last, but not least Bunda. Sampai kapan sih Bunda akan tetap blogging?

Jawab:

Seperti yang sudah bunda utarakan di atas, maka kegiatan blogging ini akan bunda jalani terus hingga jemari ini tak mampu lagi bergerak di atas toets keypad laptop. Kalau pun bunda sudah tidak mampu lagi wara-wiri ikut aktivitas offline, kegiatan blogging bisa dilakukan sambil duduk nonton televisi seperti yang sedang bunda lakukan sekarang.

Nah… Begitu ngobrol-ngobrol saya dengan Bunda Yati, Mau lebih terinspirasi lagi? Mari sowan ke rumah maya Bunda, dan baca sendiri tulisan-tulisan beliau di sana ya… http://www.bundayati.com/

10 respons untuk ‘Interview With Bunda Yati

  1. Yati Rachmat berkata:

    Terima kasih ulasannya. Btw, Widyanti, ada beberapa typo, rupanya keburu-buru ngejar DL, yaa sampe gak sempet dibaca lagi, hehe… Yaa..tapi koq gak dikomentarin sih tampilan blog bunda yang masih amburadul itu. Anyway, bunda juga masih terus belajar koq, walau pun rasanya susaaaah banget kalo belajar tentang tampilan blog tanpa Mentor Konkrit, hehe… Selamat beraktivitas.

    Suka

  2. wyuliandari berkata:

    Ha..ha… Bunda jeli sekali. Padahal sudah saya self-editited lho, masih saja ada salah. Deadline masih besok kan Bunda, he..he… tapi besok saya mau jalan-jalan sih. 🙂

    Suka

  3. Susan. berkata:

    Iihh, mantap sekali interviewnya… kayak nonton mata Najwa saya jadinya… 🙂
    Semoga kita bisa ketularan semangatnya bunda ya Mba WId.

    Suka

  4. wyuliandari berkata:

    Semoga Mbak. Saya kalau lagi kehilangan semangat, biasanya mudah terbakar kalau melihat sosok-sosok seperti Bunda ini. Jadi malu lalu batal malesnya. ha..ha…

    Suka

  5. Zia Subhan berkata:

    Wawacaranya seru yah. Jawaban bunda pun berbobot, dibawa santai dan asyik. Beliau memang penuh inspirasi. Nice post, mba Widya.

    Salam hangat,

    Zia

    Suka

Tinggalkan komentar