Antara Jogja – Tanggulangin

Sebetulnya saya ini tidak begitu suka bawa-bawa tas model perempuan. Saya cinta habis sama ransel. Menurut saya membawa ransel sungguh nyaman dan gue banget.Kapasitas besar pula, cucok untuk saya yang suka bawa-bawa bekal makanan dan minuman segambreng.

Apalagi sejak menganut pola makan food combining, membawa bekal menjadi sebuah “keharusan”. Karena terkadang saya kesulitan mendapatkan makanan yang ideal terutama di kantor. Mbak warung di kantor saya hanya menyediakan teh, kopi, aneka es, gorengan dan mie instan. Jadi, minimal saya harus bawa bekal buah segar sebagai bahan bakar saya hingga pukul 11 siang, dan sayuran segar untuk maksinya.

Meski saya cintah setengah mati dengan ransel, tetap enggak mungkin dong saya tak punya koleksi tas jenis lain. Sesekali saya kan teteup harus menampikan sisi lain saya sebagai perempuan dewasa nan anggun. Uhukkkk…. Yang mau m**tah silahkan ambil kresek ya.

Untuk itu saya memiliki koleksi beberapa tas yang nyewek. Saya ini orangnya suka yang unik-unik. Jadi, dalam memilih tas, rasanya saya tak akan memilih tas-tas KW yang sangat umum di pasaran. *Salim dulu sama penggemar tas KW. Piss….

Selain itu saya juga sangat rasional (baca:irit). Saya kurang suka membelanjakan terlalu banyak uang untuk hanya “sekedar” sebuah tas. Kriterianya hanya 3 untuk tas pilihan saya: unik, awet dan bukan KW. Sampai saat ini ada dua tempat yang menjadi favorit saya untuk mendapatkan tas.

Jogja, Surga Barang Unik

Tas-tas bergaya etnik, adalah kegemaran saya. Bukan hanya sekedar suka dengan modelnya. Namun ini juga wujud keberpihakan terhadap produk-produk dalam negeri. Terutama juga sebagai bentuk apresiasi terhadap para crafter Indonesia.

Gambar Pada Salah Satu Koleksi Tas Saya, Lucu :)
Gambar Pada Salah Satu Koleksi Tas Saya, Lucu 🙂

Saya suka menggunakan tas-tas etnis ini, karena di sekitar saya hampir tidak pernah ada yang menyamai. Jadi ada kesan eksklusifnya gitu. Padahal harganya cukup damai-lah di kantong saya.

Menurut saya, dari sisi ide desain, kebanyakan tas-tas etnik ini sih cukup oke. Hanya kekurangannya, masih banyak produk yang desainnya meniru. Jadi saya lihat, kalau muncul satu model yang disukai, lalu pengrajin lain akan ramai-ramai meniru desain tersebut. Produk kreatif Indonesia memang masih perlu banyak dibina

Produk Tas Tanggulangin, Kualitasnya Enggak Main-main

Pertama kali saya mengenal tas-tas asal Tanggulangin adalah saat saya kuliah di ITS. Kebetulan ada teman asal Sidoarjo yang menceritakan tentang produksi tas di Tanggulangin. Maka sayapun tertarik untuk mengunjungi langsung pusat produksi tas nomor satu di Jawa Timur ini.

Yang menarik bagi saya waktu itu adalah, desain dan keawetan produk. Beberapa koleksi tas yang sudah saya miliki sejak tahun 2001 awet hingga kini. Waktu itu harganya hanya berkisar Rp.12.000 hingga Rp.20.000.

Modelnya lumayan ok. Dan untuk keawetannya sudah benar-benar teruji. Buktinya, semua tas yang saya beli waktu itu, hingga saat ini masih dalam kondisi baik. Belum ada yg sobek, rusah risletingnya, aus dsb.ah… seneng deh punya barang awet. Eykeh kan emak-emak efisien (plus agak pelit)

Tas Seminar Kit Yang Keren
Sekitar tiga tahun lalu, saya dipercaya melaksanakan suatu kegiatan training. Biasanya acara seperti seminat, pelatihan dan semacamnya, panitia kan menyediakan seminar kit. Handout materi beserta notes dan pulpen biasanya dikemas dalam map plastik atau tas.

Biasanya tas-tasnya seminar kit tuh kurang awet. Dipakai sehari-haripun akhirnya terasa kurang keren begitu. Nah, saya tidak ingin ini terjadi pada tas seminar untuk project saya ini.Maklum, sudah bawaan orok owner project yang satu ini memang cerewet dan bawel. he..he..demi nama baik lembaga dong!

Kepada rekanan yang menjadi mitra saya berpesan, tolong carikan tas yang keren dan awet. Pokoknya yang enggak malu-maluin kami lah! Tas yang sekiranya akan dipakai ulang oleh yang mendapatkannya. Bukan dapat trus langsung menjadi penghuni gudang.

Oke!
Rekanan menyanggupi. Dan tak lama dia menghubungi saya kembali dengan sebuah foto contoh tas. Dari sisi model saya setuju. Okelah. Tapi tetap saya wanti-wanti.
“bahannya jangan kayak tas seminar umumnya lho, ya. Pokoknya harus bagus!”
Harus “produk kreatif Indonesia”, yang jempolan, deh!

Oh, ya pesan tambahan. Tasnya yang fleksibel, bisa dicangklong bisa buat backpack. Inimah modus…modus…wkwkwk.

Seminar Kit Yang Tak Mengecewakan Asal Tanggulangin

Seminar Kit Yang Tak Mengecewakan Asal Tanggulangin

Jahitannyapun Kuat dan Rapi

Jahitannyapun Kuat dan Rapi

Tali-tali masih utuh, meski sudah dua tahun

Tali-tali masih utuh, meski sudah dua tahun

Dan ternyata, sampai hari H-nya. Tas tersebut memang tak mengecewakan. Bahannya bagus dan jahitannya rapi serta kuat. Yang membuat saya senang dan bangga memilihnya, teman-teman sekantor yang di luar kepanitiaan dan tidak mendapat jatah tas, banyak yang menemui saya.

“Mbak, kalau tasnya sisa, buat aku ya”, pinta mereka.
Ha..ha…
Tas seminar yang biasanya dicuekin, kini ternyata balik diminati. Alhamdulillah. Senang dan bangga memilih produk dalam negeri.

Pameran Produksi Indonesia

Untuk teman-teman yang cinta produk-produk Indonesia bisa mulai diagendakan untuk berkunjung ke Pameran Produksi Indonesia, 22-25 Mei 2014, tempatnya di Harris Hotel & Convention Festival CTlink, Bandung.

Untuk info-info terakurat seputar acara tersebut bisa selalu pantau di twitter #PPI2014 @ppi_2014, instagram @pameranproduksiindonesia2014.

Nah, mungkin ada teman-teman yang memiliki produk dan ingin berpartisipasi dalam acara tersebut, tapi terkendala biaya? Jangan khawatir, ada kesempatan untuk mendapatkan stand secara GRATIS lo! Ini dia ketentuannya.
produksi indonesia 2

Tunggu apalagi, yuk, yang minat segera daftar ya, siapa tahu Anda beruntung bisa berpromosi secara gratis lewat pameran ini  Semoga acaranya sukses, dan harapan yang lebih besar lagi, agar Produk Indonesia makin berjaya!

produksi indonesia

Tinggalkan komentar