Kado Ulang Tahun Untuk Suami

gift-264165_640

Kado Ulang Tahun Untuk Suami – Siapa yang pernah mengalami kejadian yang amat enggak banget ini, lupa ultah suami? Sayalah orangnya! Ngeselin banget emang ya.

Jadi ceritanya, sebenarnya saya sudah tahu dan sadar betul akan sifat pelupa saya, maka dari itu, di gadget saya set semua peristiwa dan agenda penting, termasuk ultah suami dan anak-anak dan anniversary kami. Unfortunately…. ternyata saat ganti gadget beberapa waktu lalu, saya lupa men setnya kembali di gadget baru tersebut. Lalu ..kejadianlah…. pagi 10 Februari lalu… tetiba suami dengan senyum-senyum lucu nyanyi-nyanyi… hepi besdei to me…. hepi besdei to me…. Ya Tuhaaaaan…. aduh…jadi ngerasa gagal menjadi istri solihah. Maafkanlah akuhhh suwamikkkk…

Baca lebih lanjut

Kak Asa Sudah Pandai Antre

Pengalaman backpacking selama liburan kemarin, saya rasakan baaaaanyak sekali memberi manfaat bagi kami. Anak-anak terutama. Salah satunya adalah belajar antre dan bersabar. Ini terutama buat Kak Asa yang pada masa lalu pernah berkali-kali menerima sangkaan hiperakitif, ADHD, ADD dsb akibat perilaku aktif dan tidak sabarannya. Meski kemudian dari hasil assesment di sebuah pusat tumbuh kembang di Jember, tak satupun tuduhan tersebut terbukti.

20141231_193004

Kak Asa, Kelelahan Sesaat Setelah Kereta Tiba Di Stasiun Jember

Satu setengan tahun lalu, “jejak” ketidak sabaran masih sangat terlihat di anak lanang saya ini. Bu Guru, waktu kelas satu melaporkan Kak Asa belum bisa antre saat membeli makanan di kantin sekolah. Dan saya sangat bersyukur bahwa persoalan ini menjadi perhatian serius pihak sekolah.  Seperti yang mereka sampaikan di awal masa sekolah, bahwa aspek karakter akan menjadi perhatian utama.Kognitif jauh lebih mudah.

Bepergian ala backpaker mau tak mau harus membuat kami berkali-kali antre dan menunggu. Antre tiket, menunggu kereta datang, menunggu bus, dsb. Dan saya sangat bersyukur, Mas Asa dan juga adiknya Raniah dapat melewatinya dengan sangat baik.

Bahkan ada cerita menarik di akhir perjalanan kami kemarin. Saat kereta mencapai stasiun jember, semua penumpang mulai bersiap turun. Kami ada di urutan paling belakang karena posisi kursi kami paling belakang. Dan kami tak ingin lewat pintu belakang sebab di sana tak tersedia tangga turun. Tinggi Bok! Saya khawatir anak-anak ada yang terjatuh.

Jadi dengan sabar berbaris dan berjalan perlahan menuju pintu. Sementara  berapa bapak-bapak, penumpang yang posisi duduknya di depan kami, justru terlihat santai, tetap di tempat duduknya dan masih mengobrol dengan sesama penumpang. Mungkin mereka mengambil giliran turun belakangan saja, pikir saya.

Eh tiba-tiba ketika kami sudah sangat dekat dengan pintu, salah seorang Bapak berdiri dan memposisikan diri di depan kak Asa. “Eh, jangan nyalib dong Pak, Gak boleh”, kata si kakak.

Wah, saat itu rasanya kepala saya membesar berali-kali lipat ukurannya. Anak ini berani mengingatkan orang dewasa yang bersikap tak semestinya. Ah, Nang. Bunda bangga!

Si Bapak dengan ekspresi rada malu menjawab, “iya nak, mestinya bapak antri ya”. Alhamdulillah, orang dewasa yang bijak, pikir saya. Saya tersenyum dan mengangguk sopan kepadanya.  Dalam hati berterimakasih, atas tanggapannya yang bijak terhadap anak saya.

Kami terus melangkah mendekati pintu. Seorang Bapak terjatuh. Ini otomatis membuat perjalanan pengantre makin lama. Tapi ini juga saat tepat mengajarkan empati. Asa terlihat sedikit resah. “Sabar ya sayang, kasihan tuh Bapak itu tejatuh, biar ditolong dulu ya”. Si Asa kembali kalem.

Banyak sekali yang kami dapatkan selama dua minggu backpacking. Harapan terbesar saya, bukan hanya membuat anak-anak kaya pengalaman, tetapi juga mengasah empati mereka. Cerita lain akan saya tulis di postingan selanjutnya.

Bermain Itu Penting!

Play is the bussiness of early childhood.

(Papalia, Olds, and Feldman, 2006). 

Siapa sih yang tak tahu, bahwa anak berkembang dengan bermain. Makin pintar dan makin banyak tahu juga lewat bermain. Bermain memang dunia anak, kok. Anak saya yang nomor dua seringkali mengatakan, “aku masih sibuk, Bun”, ketika saya memintanya mengerjakan sesuatu. Saat ditengok, ternyata yang disebutnya sibuk adalah sibuk bermain. ha..ha…. segitu pentingnya bermain bagi mereka.

Baca lebih lanjut

“Bun, Aku dicium R*fi Ahmad!”

Beberapa hari lalu, saat saya temani belajar bakda Maghrib, tetiba Rani, anak saya yang nomor dua berkata. ” Bun, tadi aku dicium R*fi Ahmad!”

 

Mak jlegerrrr…..

Langsung sejuta prasangka ada di kepala saya. *self toyor. Pernyataan si gadis yang baru beberapa minggu menikmati bangku kelas satu SD ini membuat saya terkaget-kaget.

Pertama, kami tak pernah membiarkan anak-anak nonton sinetron pun acara-acara TV yang gak jelas lainnya. Ini dari mana coba si gadis kecil tahu nama R*fi Ahmad? Belum lagi pengakuann bahwa ia telah dicium. aduh…duh..duhh!

Untunglah Rani segera menjelaskan pernyataannya. R*fi Ahmad itu temenku. Wajah dan rambutnya kayak Dik Yoga. Yang disebutnya Dik Yoga adalah anak ART kami. Jadi Si R*fi Ahmad, teman anak gadisku ini adalah bocah kecil kurus berambut njegrik.

Owalahhh….

Bundanya buru-buru tepok jidat. Lalu mewanti-wanti. “Besok lagi jangan mau dicium R*fi Ahmad ya, Dek. Trus kalau dia masih maksa, bilangin Bu Guru aja ya, Biar Bu Guru yang nasehatin”.

Duh… Gusti…

Jadi Ibu jaman sekarang, rekk! Anak masih ingusan aja udah sport jantung begini.

Bersama Ayah Adalah Kegembiraan

Ayah tunjukkan kami kegembiraan... gairah... dan impian Lokasi:Klenteng Sam Poo Kong, Semarang

Ayah tunjukkan kami kegembiraan… gairah… dan impian
Lokasi:Klenteng Sam Poo Kong, Semarang

Nak…, ayah memang bukan yang melahirkanmu.
Ayah juga tak mungkin meneteskan air susu untukmu.
Namun tahukah nak,
Tetes keringat ayahlah yang mentenagai langkahmu
Ayahlah pula yang menunjukanmu kegembiraan…
Gairah…
Dan
Impian…

“Foto ini diikutsertakan dalam Lomba Blog CIMONERS”

lomba blog cinta monumental

Persiapkan Sejak Muda, Kunci Pensiun Sejahtera


Juli 2038, pagi setengah siang yang hangat
Di sebuah pantai cantik di belahan Indonesia Timur ……

Saya sedang berjemur, menikmati matahari hangat sembari menikmati sepiring buah-buahan lokal. Gaya sarapan yang sudah kami jalani lebih dari dua puluh tahun, sebagai salah satu ikhtiar kami untuk sehat.

Sementara suami disamping saya sedang membaca berita terkini melalui gadgetnya. Kami sedang dalam perjalanan bulan madu yang kesekian, momen yang kami rencanakan untuk merayakan awal masa pensiun saya sebagai pelayan masyarakat.

Visualisasi, Orang bilang, cita-cita akan besar peluang kesampaian jika divisualisasikan-sumber dokpri dan thinkstock

Visualisasi, Orang bilang, cita-cita akan besar peluang kesampaian jika divisualisasikan-sumber dokpri dan thinkstock

Itulah salah satu visualisasi masa pensiun versi saya. Saya ingin menikmati masa pensiun dengan tenang, bahagia dan sejahtera. Saya ingin kami berdua, saya dan suami masih bertubuh sehat sehingga mampu bertualang mewujudkan segala sesuatu yang sulit dapat kami jalani dimasa produktif kami, karena berbagai alasan.

Saya juga merencanakan kondisi finansial yang baik masa itu. Bahkan, kalau bisa makin baik dari kondisi di saat kami masih bekerja. Alasannya? Kami ingin menjadi orang tua yang mandiri, yang tak merepotkan anak-anak secara finansial dan bahkan bisa dengan bebas memberikan hadiah-hadiah untuk anak dan cucu-cucu kami, tanpa kekhawatiran finansial.

Pengalaman Adalah Guru …
Cita-cita akan masa pensiun di atas, sedikit banyak dipengaruhi bagaimana dulu Bapak saya harus pensiun dengan tiba-tiba. Bukan karena masa pensiun sudah tiba. Bukan pula karena mengundurkan diri atau pensiun dini. Akan tetapi karena faktor takdir.

Almarhum berpulang tiba-tiba akibat serangan jantung di tahun 1998, hanya sesaat sebelum krisis moneter menimpa Indonesia. Peristiwa ini kemudian membuat Ibu saya praktis hanya tergantung pada pensiun janda

Inilah yang sangat saya kenang. Bagaimana ibunda menangis ketika menerima amplop pensiun jandanya yang pertama. Jumlah yang sungguh di luar perkiraan. Beliau sangat kaget, saat itulah kami baru tahu bahwa pensiun janda memang sangat…sangat minim.

Ibu adalah stay at home mom. Beliau betul-betul ibu rumah tangga yang mengikhlaskan seluruh waktu dan tenaganya untuk mengurus kami. Bayangan drop out sudah jelas di depan mata saya waktu itu. Namun syukurlah, sang nasib masih berpihak pada kami. Saya berhasil diwisuda tahun 2002, empat tahun setelah peristiwa itu.

Jika seorang janda PNS saja bisa mengalami masa-masa kesulitan finansial sedemikian hebat, saya berpikir, bagaimana dengan orang-orang yang tidak dijamin pensiunnya?

Harus ada upaya, bagaimana mempersiapkan kondisi finansial yang tetap sehat saat pensiun. Meski, memang sih, bukan hanya aspek keuangan yang perlu dipersiapkan untuk menyongsong masa pensiun.

Menyongsong Pensiun Sejahtera, Apa Yang Disiapkan?

sumber: montague.net

sumber: montague.net

Berdasarkan pengalaman pribadi sebagai anak PNS, dan berdasarkan saran-saran beberapa teman PNS senior dan tips dari para financial planner, saya menggolongkan persiapan pensiun menjadi 3 hal utama. Yang pertama adalah masalah mental, kedua urusan fisik terkait kesehatan dan yang ketiga adalah masalah finansial.

Untuk urusan mental psikologis, menurut saya harus disiapkan sejak saat ini juga. Banyak kita lihat orang-orang yang pasca pensiun mengalami post power syndrome. Wah, saya enggak ingin kejadian begini.

Salah satu hal yang saya siapkan untuk mengantisipasinya adalah, merintis aktifitas lain selain tugas sehari-hari sebagai PNS. Alhamdulillah saya suka menulis dan blogging, ini akan menjadi aktfitas yang menyenangkan dan juga menghasilkan bahkan insyaallah hingga saya pensiun dari PNS. Saya juga sudah merintis bisnis bersama suami. Keinginan saya, begitu pensiun, tidak berarti saya akan menganggur, saya ingin tetap produktif dan berguna bagi sekitar.

Hal lain, adalah kesehatan. Makin menua sering diikuti berbagai masalah kesehatan. Saya mempersiapkan sedari sekarang dengan pola makan dan pola hidup yang seimbang. Untuk pola makan, saya konsisten menerapkan food combining. Selain pola makan, saya dan suami juga teratur berbekam juga berolahraga. Umur memang di tangan Allah, namun ikhtiar sehat adalah tanggung jawab kami sebagai manusia.

Lalu masalah finansial? Ah, saya kan PNS, punya pensiun tho? Wooo woo… tunggu dulu, pengalaman mengajarkan pada saya, pensiun PNS mungkin tak akan cukup! Para financial planner juga menganjurkan, meski punya jaminan pensiun dari institusi tempat kita bekerja, kita harus mempersiapkan sendiri dana pensiun kita.

Pentingkah Mempersiapkan Dana Pensiun?
Tak semua orang sadar untuk mempersiapkan dana pensiun, banyak pekerja di usia 25-35 tahun berpikir untuk menikmati saja uang hasil kerja mereka. Jika Kita ada dalam kelompok ini, baiknya pikir dua kali. Jangan-jangan ketika Kita sadar, mungkin kita sudah di usia 50 tahunan, yang berarti akan makin berat untuk mempersiapkan dana pensiun Kita.

Memangnya kenapa sih kita harus repot-repot mempersiapkan dana pensiun? Ini beberapa alasannya:
1. Biaya hidup saat ini sudah demikian tinggi
2. Dari tahun ke tahun hampir dapat dipastikan biaya hidup mengalami
kenaikan
3. Ada faktor Ketidak-pastian ekonomi di masa mendatang
4. Ada aktor Ketidakpastian kondisi fisik Kita dimasa mendatang,
biasanya makin menua cenderung mudah sakit.

Mengapa Menunda Menyiapkan Dana Pensiun?
Banyak alasan orang menunda mempersiapkan dana pensiun, bahkan sebagian lagi sama sekali tak terpikir mempersiapkannya. Apa alasannya?

Sebagian menunda karena faktor pendidikan anak. Mereka beranggapan, bahwa pendidikan anak saja sudah membutuhkan sangat banyak biaya, maka persiapan dana pensiun ditunda setelah selesai memikirkan pendidikan anak.

Sebagian lagi menganggap, mereka masih terlalu muda untuk mempersiapkan pensiun. Padahal waktu berjalan cepat. Apa yang terjadi jika pentingnya mempersiapkan dana pensiun baru disadari saat usia Kita 50 tahun misalnya.

Terlambat? Mungkin iya. Namun masih jauh lebih baik daripada tidak ada persiapan sama sekali. Yang jelas, upaya mempersiapkan dana tersebut tentu menjadi lebih berat bukan?

Bagaimana cara Mempersiapkan dana pensiun?
Sekarang mungkin Kita sudah tahu betapa pentingnya mempersiapkan dana pensiun sejak dini. Lalu pertanyaannya, bagaimana Kita dapat melakukannya?

Step by step berikut saya adaptasikan dari berbagai saran financial planner Salah satunya, Safir Senduk. Financial planner kondang itu, lo.

1. Tetapkan tujuan pensiun yang spesifik dan realistis.
Bayangkan seperti apa kita menjalani masa pensiun? Gaya hidup yang bagaimana? Lalu mulailah identifikasi kebutuhan. Misalnya, biaya untuk makanan, rekreasi, kesehatan, dll.

Selanjutnya Kita bisa memperhitungkan berapa biaya hidup kita kelak ketika pensiun. Ambil contoh, misalnya setelah dihitung biaya hidup perbulan menjadi 5 juta. Ini berdasarkan nilai uang sekarang, alias belum memperhitungkan inflasi.

2. Nah, sekarang coba kita hitung dengan faktor inflasi. Asumsi nilai inflasi sebesar 10% pertahun. Maka jika saat ini (usia saya 35), maka saat saya pensiun pada usia 60, biaya perbulan saya menjadi sebesar 54.173.530 per bulan, atau sebesar 650.082.357 setahunnya

3. Berapa lama kita ingin menikmati dana pensiun.
Tentu ini hanya perencanaan saja. Umur siapa yang tahu. Tetapi sama sekali tidak ada jeleknya mempersiapkan segala sesuatunya kan? Misalnya saya ingin menikmati dana pensiun hingga nanti usia 99 tahun, yang berarti selama 40 tahun.

4. Safir senduk memberikan fasilitas untuk mempermudah penghitungan dana pensiun yang disebut kalkulator pensiun. Berasarkan instrumen tersebut rumus perhitungan dana pensiun adalah:
= Sekitar biaya pensiun X faktor
= 650.082.357 x 19,11383149
= 12,5 miliar (pembulatan)

Jadi total dana yang dibutuhkan saat saya pensiun adalah sekitar 12,5 Miliar. Banyak amat ya? Ya iyalah, itu kan total dana yang direncanakan menghidupi saya hingga bertahun-tahun bahkan puluhan tahun menikmati pensiun. Apalagi juga dengan perhitungan inflasi.

Masih penasaran dengan penghitungan dana pensiun ini, maka saya mencoba versi lain. Setelah googling saya menemukan laman milik QM Planner, sebuah perusahaan financial planner yang dipimpin financial planner cantik nan kondang Ligwina Hananto.

Di dalam laman tersebut dapat kita jumpai fasilitas untuk menghitung dana pensiun yang disebut “Kalkulator Dana Pensiun”. Fasilitas gratis ini membutuhkan beberapa data untuk di entry, yaitu:

• Berapa usia Kita saat ini
• Usia pensiun Kita nanti
• Kenaikan biaya hidup yang diasumsikan 10% per tahun
• Net investasi pada masa pensiun 2% per tahun (net investasi = hasil investasi – kenaikan biaya hidup)

Maka saya mencoba meng-entry data-data sesuai kebutuhan saya. Nah, seperti ini tampilan dan hasil perhitungannya:

Kalkulator Pensiun Versi QM Planner

Kalkulator Pensiun Versi QM Planner

kalkulatorpensiun versi qmplanner_2
Wah, ternyata hasilnya tidak begitu jauh berbeda antara perhitungan versi Safir Senduk dan Ligwina Hananto. Yang penting sekarang saya tahu, berapa kira-kira dana yang harus saya siapkan.

Mulai Lebih Dini
Beracuan pada ilustrasi di atas, ternyata dana yang harus disiapkan untuk menjamin finansial di masa pensiun, tidak sedikit. Maka cara paling bijak adalah dengan mempersiapkannya sesegera mungkin.

Semakin awal saya mulai mempersiapkan makan tentu semakin banyak waktu saya miliki untuk menabung atau juga mempersiapkan dengan cara investasi lainnya.

Jika seandainya saya baru mempersiapkan dana pensiun di usia 50 tahun,misalnya, tentu beban mempersiapkan dana pensiun tersebut akan lebih berat bukan? Maka, lebih dini mempersiapkan dana pensiun kita, maka akan makin ringan upaya mempersiapkan dana pensiun.

Beberapa Tips Seputar Persiapan Dana Pensiun
Sekarang saat kita tahu, berapa dana yang dibutuhkan untuk persiapan pensiun. Lalu bagaimana kita mengusahakan dana pensiun tersebut? Apakah dengan investasi (dengan berbagai bentuk), tabungan, property atau apa? Berikut ini tipsnya:

1. Kenali berbagai produk yang bisa digunakan. Setiap produk memiliki kekurangan dan kelebihan. Kalau saya pribadi lebih cenderung untuk memiliki beberapa jenis produk. Maksudnya selain untuk menghindari risiko, juga untuk saling melengkapi. Kelemahan produk yang satu bisa di tutup oleh kelebihan produk yang lain.

2. Terpisah.
Untuk tabungan, pastikan untuk memisahkan rekening. Memiliki rekening khusus akan memastikan dana kita aman, tidak mudah terganggu bila ada kebutuhan mendesak sekalipun.

3. Terproteksi.
Jika memilih tabungan pensiun, tabungan tersebut sebaiknya terproteksi. Proteksi bagaikan payung. Payung memang tak dapat menolak hujan, namun paling tidak payung melindungi kita dari kebasahan jika turun hujan.

4. Produk Perusahaan yang sudah teruji dan terpercaya.
Pastikan bahwa lembaga keuangan tempat Kita menyimpan tabungan tersebut adalah lembaga keuangan yang telah teruji dan berpengalaman dalam mengelola dana nasabahnya. Pastikan pula punya reputasi baik, dan memiliki program tabungan yang dapat menunjang kebutuhan pensiun Kita.

5. Anggarkan tersendiri.
Jangan sampai cita-cita pensiun sejahtera sampai mengorbankan dana ‘darurat’. Kita tetap membutuhkan dana darurat untuk kondisi-kondisi genting sewaktu-waktu. Jadi alokasi untukitu harus tetap ada.

Tempat Kerja Saya Sudah Menyediakan Pensiun, Kok…
Banyak orang memperebutkan pekerjaan tertentu, misalnya PNS dengan alasan safety, salah satunya adalah, masa tua ada dana pensiun. Tersedianya dana pensiun ini pula yang kemudian membuat banyak PNS, dan pekerja-pekerja lain yang sudah dijamin pensiunnya, merasa “aman”.

Masalahnya adalah, cukupkah dana pensiun tersebut menjamin kesejahteraan kita di usia senja nanti? Ambil contoh profesi PNS, karena saya seorang PNS jadi mari kita bicarakan yang saya tahu saja ya  Apalagi, misalkan terjadi kondisi yang tidak kita inginkan, seperti pengalaman saya yang saya ceritakan di atas.

Gaji pensiun pokok PNS sebenarnya berapa sih? Ternyata tidak begitu besar, kok. Paling rendah Rp. 1.323.000 dan tertinggi Rp.3.751.500. belum lagi dalam kondisi yang tidak diinginkan, misalnya saat terpaksa kita hanya menerima pensiun janda/duda. Untuk PNS, kalau tidak salah besarnya hanya 36% dari gaji pensiun.

Itu, untuk PNS. Bagaimana kalau Kita karyawan swasta atau BUMN? Saran dari QM Planner, tetap, JANGAN mengandalkan Dana Pensiun yang disediakan dari kantor! Dana Pensiun dari kantor biasanya tidak dapat disesuaikan dengan kebutuhan Kita.

BNI SIMPONI, Nikmati Masa Muda di Hari Tua

BP_simponi_apr14

Beruntung sekarang ada BNI SIMPONI, sebuah produk untuk mempersiapkan dana pensiun dari Bank BNI yang terpercaya. Jika menengok kembali beberapa tips mempersiapkan pensiun di atas, ternyata BNI SIMPONI memenuhi kesemua poin tersebut, Lho.

Apa Sih BNI SIMPONI ?
BNI Simponi adalah layanan program pensiun yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (DPLK BNI) sejak tahun 1994 berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

Manfaatnya apa?
BNI SIMPONI ini menurut saya sangat fleksibel. Berapapun penghasilan Anda, tetap dapat mempersiapkan dana pensiun,karena iuran minimalnya tergolong sangat ringan. Dengan melakukan iuran minimal Rp 50.000 saja, peserta akan mendapatkan pengembangan yang optimal setiap bulannya.

Untuk dapat mengetahui perkiraan berapa besar hasil yang Anda peroleh dengan berbagai besaran iuran per bulannya, bisa digunakan simulasi BNI SIMPONI seperti berikut:

simulasi BNI Simponi_Hasil kalkulasi

simulasi BNI Simponi_entry

Manfaat lain, setelah memasuki usia pensiun, peserta berpeluang untuk mendapatkan manfaat pensiun bulanan seumur hidup, setelah itu akan diteruskan kepada ahli waris.

Jenis manfaat pensiun BNI Simponi
• Pensiun Normal
yaitu manfaat pensiun diberikan pada peserta saat mencapai usia pensiun yang ditetapkan peserta pada awal masa kepesertaan.
• Pensiun Dipercepat
yaitu manfaat pensiun diberikan kepada peserta yang minimal berusia 10 (sepuluh) tahun sebelum usia pensiun normal dan berhenti dari kepesertaan.
• Pensiun Cacat
Yaitu, manfaat pensiun cacat dibayarkan kepada peserta yang mengalami cacat tetap dan tidak dapat melanjutkan iurannya.
• Pensiun Meninggal Dunia
yaitu apabila peserta meninggal dunia sebelum Usia Pensiun Normal, ( dibayarkan kepada janda/duda atau ahli waris peserta).

Siapa Yang Bisa Mengikuti BNI Simponi?
BNI SIMPONI bisa diikuti siapa saja, bukan hanya oleh orang-orang yang belum dijamin program pensiun di tempat kerja. BNI Simponi bisa diikuti oleh seluruh masyarakat apapun profesinya, baik PNS, pegawai swasta, karyawan BUMN/BUMD, dokter, konsultan, pengacara, arsitek, pedagang, petani, buruh, mahasiswa dan semua orang yang menginginkan kesejahteraan di masa pensiunnya.

Bagaimana Prosedurnya?

cara menjadi peserta BNI Simponi

Untuk menjadi peserta BNI SIMPONI.Anda hanya perlu datang ke Kantor Cabang BNI terdekat. Jangan lupa bawa fotocopy KTP dan siapkan dana untuk setoran awal, tak banyak kok minimal Rp. 250.000.

Sampai di Kantor Cabang BNI, temui petugas dan Anda perlu mengisi aplikasi sesuai dengan identitas diri serta menyetor iuran awal minimal sebesar Rp 250.000. Nah, sudah! Anda langsung menjadi peserta BNI Simponi. Dan, paling tidak salah satu faktor penting yang perlu dipersiapkan untuk masa pensiun sejahtera, sudah Anda miliki.

Ikut Berpartisipasi Dalam BNI SIMPONI BLOGGING COMPETITION
banner
==================================================================
Referensi:
bni.co.id/id
koran-jakarta.com/?393-mempersiapkan-dana-pensiun
finance.detik.com/read/2013/05/07/084408/2239729/4/mengintip-gaji-pensiunan-pns-paling-tinggi-rp-3-juta-lho
tujuanloapa.qmfinancial.com/

Safir Senduk, Mengelola Keuangan Keluarga, Elex Media komputindo, 2000
==================================================================