Belajar Tentang Persahabatan Serta Kegembiraan Menari dan Menyanyi Dari Chipmunks

Everything I learned I learned from movies – Audrey Hepburn

MV5BMTc1NTc2MzM2N15BMl5BanBnXkFtZTcwNjg0MjQ2MQ@@._V1__SX961_SY424_

Jujur  harus diakui, bahwa sebenarnya saya bukan penggemar film. Jarang banget nonton film. Paling-paling nonton kalau diajak teman atau sodara, atau ketika tak ada lagi hal yang bisa dilakukan, daripada bengong, ya nonton!

Menjadi sering nonton film dan akhirnya sedikit-demi sedikit makin suka nonton adalah ketika kuliah di ITS dan kost di daerah keputih gang III. Buset! Teman sekost maniak film semua. Mereka punya ritual mingguan yang disebut PFK, Pekan Film Kos-kos-an. Sebenarnya sih, nontonnya bukan sepekan, melainkan lebih seringnya pas wiken dan sedang tidak rempong dengan tugas.

Nah, begitu saya masuk ke tempat kos tersebut, ya udah ikutan aja. Daripada bengong juga wiken enggak ngapa-ngapain, kalau main ke luar kan masih butuh duit. Nah, nonton film murah-meriah! Modalnya cukup komputer dan sewa VCD, itupun biasanya teman yang sewa. He..he…

Kami biasa putar beberapa film dalam semalam. Begadang! Pokoknya sampai benar-benar tertidur dan ganti filmnya yang nonton kami. Ha..ha. itu adalah hiburan termurah bagi kami, anak-anak kos setengah kere yang hidupnya bergantung pada kiriman yang enggak seberapa dan beasiswa yang datangnya juga jarang-jarang.

Setelah menikah dan punya anak, nonton film makin jarang. Menurut saya, menonton film butuh banyak waktu. Saya memilih tidur jika ada waktu luang. Maklum dua buah hati kami lahir dengan jarak tak terlalu jauh, hanya 17 bulan. Jadi waktu luang diprioritaskan untuk istirahat saja.

Begitu anak-anak mulai sedikit lebih besar, terasa bahwa tak ada salahnya memperkenalkan tontonan pada anak. Nah, kami mulai dengan film-film kartun dengan nuansa musikal dan kami pilih yang bagus isi dan bahasanya. Backyardigan, kesukaan anak-anak waktu itu, kala keduanya masih dibawah 3 tahun.

Setelah itu ada masa anak-anak tak lagi begitu suka menonton. Kak Asa terutama. Minatnya berubah dengan sangat cepat. Sebentar suka sebentar bosan. Dulunya suka menyanyi tiba-tiba seperti hilang suara. Saya tak lagi pernah mendengar nyanyiannya. Kehilangan? Iya, jelas!

Nah, tetiba suatu saat Kak Asa kembali suka menyanyi. Awalnya hanya sekadar rengeng-rengeng. Lama-lama jadi makin keras dan jelas. Wah…wah emaknya jadi girang dong! Ternyata, setelah diingat-ingat. Kak Asa mulai senang menyanyi kembali itu sejak dia nonton Film Alvin And The Chipmunks. Awalnya saya enggak sadar, karena dia nonton bersama adiknya, dan pas saya tidak tahu. Ayah yang memutarkannya untuk mereka.

Makin lama Film ini ternyata masih ditonton kembali, berkali-kali dan saya menemaninya, sesekali. Ada yang menarik dari film ini saya rasa, sehingga Kak Asa senang menontonnya berulang-ulang. Dan saya juga bersyukur dia menemukan film ini.

Ada banyak hal yang sangat positif yang didapat Kak Asa dari film ini. Pertama, jelas kembalinya lagi minat menyanyi dan menarinya. Iya! Sekarang ia tak lagi sekadar bersenandung sendiri, tapi kadang plus menari heboh. Ha..ha… senang melihatnya.

Pasalnya? Kak Asa ini di masa batitanya dulu pernah mendapat diagnosa keterlambatan perkembangan, salah satunya yang sedikit terlambat adalah motorik dan koordinasi. Nah, ini membuat Kak Asa itu susah sekali diminta menari, atau menirukan gerakan-gerakan olah raga, misalnya.

Gara-gara film ini, Kak Asa jadi suka lo berjoget-joget. Megal-megol mengikuti musik sambil menyanyi, lalu tertawa terbahak-bahak. senang! Meski ya… gitu deh, gaya menarinya masih itu-itu saja. Saya bahagia sekali, karena menurut saya menyanyi dan menari salah satu poin pentingnya adalah kegembiraan. Udah! Itu saja sudah sangat cukup buat saya.

Senangnya lagi. Gegara film ini, kemudian minat Kak Asa menyanyi menjadi beralih ke lagu-lagu berbahasa Inggris. Jelas dong saya bahagia luar biasa, karena dari kecil saya ingin mengajarkan Bahasa Asing ke anak-anak lewat lagu-lagu saja, selain dongeng. Tapi kok sepertinya sekian lama upaya saya ini enggak nyantol-nyantol. Eh, gegara Alvin ini Kak Asa gak perlu diajarin lagi, langsung saja suka dengan lagu-lagunya. Bahkan pasca nonton film ini, Kak Asa mulai juga menyukai lagu-lagu soundtrack film lainnya yang berbahasa inggris, seperti lagu-lagunya Frozen, Rapunzel, dll. Yess!

Ada lagi yang saya suka dari film ini, dan saya harap benar-benar merasuk di hati Kak Asa dan Mbak Raniah, yaitu persahabatan. Jujur, salah satu hal yang saya pernah khawatirkan dari tumbuh kembang si sulung ini adalah keterlambatan kemampuan sosialisasinya, dia seperti sulit berteman. Usia 3 tahun, ahli di klinik tumbuh kembang di kota sebelah menyaran kami untuk memberi perhatian pada hal ini. Sejak itulah Asa kami biarkan bermain kemanapun dan sering sekali kami bawa bertamu ke rumah sahabat atau saudara yang memiliki anak sebayanya. namun perkembangan berjalan lambat. SD kelas 1 pun Asa masih lebih suka bermain sendirian.

Nah, film menurut saya bisa menjadi salah satu media yang mengenalkannya pada persahabatan. Bahwa berteman itu asyik dan persahabatan itu membahagiakan. Dan dalam film ini Asa belajar, berteman dan bersahabat tanpa pilih-pilih. Lha wong manusia saja bersahabat sama Chipmunks.

Ya, begitulah. bahkan sampai tulisan ini saya ketik, Alvin And The Chipmunks masih mendapat tempat istimewa di hati anak saya. dan tentu juga di hati saya sebagai bundanya.

“Postingan ini diikutsertakan dalam Evrinasp SecondGiveaway: What Movie are You?”

x4_____slide-giveaway1

Sumber Gambar:

http://www.imdb.com/

2 respons untuk ‘Belajar Tentang Persahabatan Serta Kegembiraan Menari dan Menyanyi Dari Chipmunks

Tinggalkan komentar