Anak Itu Inginkan Buku

Baca yuuuk Sumber: Shutterstock

Baca yuuuk
Sumber: Shutterstock


Setelah hari Kartini pada 21 April lalu, dilanjutkan dengan Hari Bumi 22 April kemarin, sekarang giliran Hari Buku.

Kecintaan pada buku ditanamkan oleh orangtua saya, khususnya Bapak. Bapak kutu buku, sangat! Ibu juga suka membaca, meski tak se maniak Bapak.

Bapak bacaannya buku-buku agama, pengetahuan dan majalah seperti Intisari. Ibu kegemarannya Majalah wanita dan buku-buku resep. Ha..ha…yang terakhir itu dampaknya bagus banget, karena kalau praktek,kami semua langsung menuai hasilnya.Icip-icip!

Di rumah selalu ada buku, dan bacaan lain. Meski lebih sering yang dibeli Bapak adalah majalah bekas. Murah-meriah! Maklum Keluarga PNS geeto. Tapi itu sudah membuat saya sangat bersyukur. Setidaknya, kecintaan terhadap bacaan sudah beliau berdua tanamkan pada kami.

Sekarang, anak-anak kami boleh dibilang lebih beruntung. Mereka bisa dikata boleh meminta buku kapanpun. Tidak selalu buku baru juga, sih.Kami pernah mengajak mereka ke lapak loakan di Belakang Matahari-Jember.

Dan, mereka sangat takjub. Bayangkan dengan dua puluh ribu saja sudah mendapat setumpuk bacaan untuk saya dan mereka. Ha..ha…emak ngirit.

Karena koleksi buku anak-anak semakin banyak, suatu saat saya sempatkan membeli lemari buku untuk mereka. Mereka berdua riang gembira menata buku-buku pada lemari tesebut.

1_books

Lalu teman-teman kedua anak saya mulai berdatangan. Anak-anak tetangga makin betah di rumah karena ada banyak bacaan. Saya senang-senang saja. Apalagi kemudian anak-anak tidak bermain terlalu jauh. Saya tak susah mencarinya.

Suatu saat seorang teman Dik Rani (puteri kedua saya) tak mau pulang meski sudah dipanggil oleh ibunya. Alasannya ketika saya tanya, “aku masih mau baca”

Lalu saya bujuk untuk pulang dulu, dia tetap enggak mau. Saya tanya, ” mbak suka baca, ya?”.
Dia mengangguk
“di rumah ada buku bacaan ?”
Dia menggeleng sedih
“Minta sama mama ya, bilang mbak suka” saran saya

Dia mengeleng sedih lagi.
“Mama gak bakal mau beliin aku buku”
Begitu kata-katanya yang cukup menyentakkan saya.

sahabat, teman anak saya ini adalah tetangga dekat.Perumahan kami, untuk ukuran Kota Kecil ini adalah termasuk area yang cukup bergengsi.Penghuninya paling tidak, bisa digolongkan orang-orang mampu lah.

Tetapi saya tidak heran kalau ada orang yang tidak mau membelikan anaknya buku.Ini kan bukan soal mampu atau tidak. Ini masalah prioritas.

Buktinya, banyak orang yang ekonominya sangat pas-pasan tetap rajin membeli buku karena menganggapnya urusan prioritas. Sisi lain, justru orang berpunya enggan melakukannya, ya, karena menganggapnya tidak penting.

Peristiwa ini membuat saya bertekad, suatu saat di lantai dua rumah kami (yang sekarang belum di finishing) saya akan membuat rumah baca mungil untuk anak-anak.Biar mereka bisa puas membaca di sana. Semoga dimudahkan-Nya!

10 respons untuk ‘Anak Itu Inginkan Buku’

  1. nyapurnama berkata:

    aku juga sukaaa banget beli buku bekas, lebih murah, lebih puas, santai bacanya soalnya kl buku baru suka sayang kl lecek.. hihihihi x)
    semoga rumah bacanya bisa terealisasikan ya Mbak, pasti banyak anak-anak yang suka baca tapi org tuanya ga suka beliin buku dengan alasan ga penting, abis di baca yaudah.. ga kepake lagi. Sayang… gitu.. 😦

    Suka

  2. wyuliandari berkata:

    Ha..ha…hidup buku loak! Iya mbak. sayang banget ya. Minat anak udah bagus, nggak didukung. Terimakasih doanya. Aamiin…aamiin

    Suka

Tinggalkan komentar